Antisipasi Penyebaran Hepatitis Akut Misterius di Indonesia, Masyarakat Diimbau untuk Waspada

 

Sumber: cnnindonesia.com

LPM basic FMIPA UB – Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia mengimbau masyarakat untuk waspada setelah Badan Kesehatan
Dunia (WHO) menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) mengenai kasus hepatitis akut
yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika, dan Asia pada 15 April 2022. Hepatitis
merupakan peradangan pada organ hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A, B,
C, D, dan E. Penyakit ini dikatakan misterius karena pada kasus ini tidak
ditemukan adanya virus-virus tersebut. Berdasarkan situs
sehatnegeriku.kemenkes.go.id, adenovirus terdeteksi pada 74 kasus di luar
negeri setelah dilakukan tes molekuler dan teridentifikasi sebagai F type 41.
SARS-CoV-2 ditemukan pada 20 kasus, sedangkan 19 kasus terdeteksi adanya
ko-infeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus.

            Kasus ini terjadi pada anak-anak kisaran usia 1 bulan
hingga 16 tahun. Pemerintah mengimbau kepada masyarakat agar waspada pada
penyakit ini. Kewaspadaan meningkat setelah 3 pasien anak diduga terjangkit
hepatitis misterius meninggal dunia di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM)
Jakarta. Adapun gejala klinis yang muncul yaitu sindrom jaundice (semburat
kekuningan yang muncul di bagian putih pada mata atau kulit), kemudian diikuti
muntah, rasa lelah yang parah, dan diare. Jumat (24/06), Juru bicara Kementerian
Kesehatan, Mohammad Syahril, menyampaikan perkembangan kasus hepatitis akut di
Indonesia melalui konferensi pers virtual. Dalam pemaparannya, terdapat 70
kasus dugaan dengan 40 kasus dikecualikan karena sudah diketahui penyebabnya
dan tidak termasuk pada hepatitis ini.

Salah satu upaya Kementerian Kesehatan
untuk mengantisipasi penyebaran hepatitis akut misterius di Indonesia yaitu
meningkatkan kewaspadaan publik dengan membuat surat edaran pada 27 April 2022.
Surat tersebut mengimbau seluruh tenaga kesehatan untuk memantau, melaporkan,
dan meningkatkan kewaspadaan apabila dijumpai sindrom jaundice. Selain itu, Juru
Bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengimbau kepada seluruh
orang tua di Indonesia untuk segera membawa anak ke fasilitas layanan kesehatan
terdekat jika anak tersebut memiliki gejala kuning, sakit perut, muntah dan
diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna
pucat, kejang, hingga penurunan kesadaran. (fhf/afff)