Antara Gunung dan Emas
Sumber:projectlupad.com
Oleh: Neta Dhea Putri F.
Kabupaten Kepulauan
Sangihe merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara yang terletak di antara
Pulau Sulawesi dengan Pulau Mindanao, Filipina. Pulau yang hanya memiliki luas
73 ribu hektare ini memiliki kekayaan alam yang luar biasa, seperti gugusan
gunung api dan berbagai macam kekayaan biotik lainnya. Selain itu, pada pulau
ini terdapat hutan lindung yang merupakan rumah bagi para burung endemik dan
satwa lain. Pulau Sangihe termasuk kawasan ring
of fire dengan sebagian besar pulau terdiri atas batuan vulkanik. Keadaan
Pulau Sangihe dalam kondisi normal sangatlah rentan terjadi bencana alam.
Keindahan alam Pulau
Sangihe terancam rusak oleh adanya rencana pembukaan lahan untuk tambang emas
pada kawasan tersebut. Rencana tambang emas ini jelas mendapat penolakan keras,
khususnya dari para aktivis lingkungan dan warga sekitar. Adanya tambang emas
skala besar tersebut tentu saja akan mengubah bentang alam pada pulau ini.
Dengan demikian, pembukaan tambang di kawasan ini dikhawatirkan akan
meningkatkan risiko bencana alam karena konversi area pertambangan.
Disamping itu, PT
Tambang Mas Sangihe (TMS) telah mengantongi izin lingkungan dan izin usaha
pertambangan menjadikan perusahaan ini memiliki hak eksploitasi di wilayah seluas
45 ribu hektare selama 33 tahun kedepan. Dengan kata lain, lebih dari setengah
luas total Pulau Sangihe ditetapkan sebagai kawasan pertambangan. Kawasan
tambang ini juga mencakup hutan lindung di Gunung Sahendaruman yang merupakan
habitat bagi banyak burung endemik Sangihe yang kini terancam punah akibat
adanya pembukaan tambang.
Selain itu, sembilan
burung endemik lain yang hidup di hutan lindung ini juga berpotensi menghadapi
ancaman yang sama. Peneliti ‘Burung Indonesia’, Ganjar Cahyo Aprianto dalam
wawancaranya bersama BBC Indonesia, mengungkapkan bahwa di Pulau Sangihe
terdapat sepuluh jenis burung endemik dengan lima diantaranya berstatus kritis.
Salah satunya Seriwang Sangihe (Eutrichomyias
rowleyi) yang telah dianggap punah berpuluh-puluh tahun lalu, tetapi
kembali ditemukan di kawasan ini pada tahun 1998. Burung biru berukuran kecil
ini sangat sensitif dengan perubahan lingkungan sehingga dikhawatirkan
menghadapi kepunahan akibat adanya rencana eksploitasi emas yang berpotensi
menghancurkan habitat asli mereka.
Gunung Sahendaruman merupakan
sumber mata air dan resapan air utama di Pulau Sangihe. Lebih dari 70 sungai
dan anak sungai yang mengalir ke berbagai desa di daerah selatan Pulau Sangihe
bersumber dari gunung ini. Jika Gunung Sahendaruman rusak dan hancur akibat
tambang emas, sumber mata air dan daerah resapan pun akan ikut hilang. Selain
itu, limbah yang dihasilkan tambang dikhawatirkan akan ikut mencemari sungai
dan laut sebagai sumber air bersih masyarakat. Hal ini tentunya berbahaya bagi
kehidupan dan kesehatan masyarakat Pulau Sangihe jika kebutuhan hidrologis
mereka tidak terpenuhi.
Terlebih lagi, mayoritas
masyarakat Sangihe berprofesi sebagai nelayan dan petani dengan mengandalkan
area sekitar hutan dan laut sebagai sumber mata pencaharian. Pembukaan tambang
emas jelas akan memusnahkan ladang dan perkebunan yang selama ini digunakan
masyarakat. Meskipun tidak berpengaruh secara signifikan dalam sektor
pertanian, tetapi komoditas yang dihasilkan dapat membantu sektor perekonomian
Sangihe. Selain itu, pencemaran lingkungan akibat limbah juga akan
mengakibatkan ikan-ikan mati sehingga tidak ada lagi yang dapat ditangkap.
Dengan demikian, Gunung
Sahendaruman merupakan sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup Pulau
Sangihe. Pembukaan pertambangan emas pada gunung ini
bukan hanya berdampak pada
keanekaragaman hayati, tetapi juga kehidupan masyarakat sekitar. Jika
pertambangan tetap dibuka, bukan tidak mungkin jika burung endemik sedikit demi
sedikit akan terdesak dengan seiring rusaknya Gunung Sahendaruman. Begitu pula,
dengan sungai sebagai mata air utama masyarakat yang akan sedikit demi sedikit
tercemari. Emas dapat dicari di mana saja, tetapi alam tidak dapat dibuat
kembali.
Editor : Dewi Sulastri
Menambah wawasan banget