Mama Melalui Duka dengan Memasak

Photo by Ryan Rivers on Unsplash

Sawi. Bawang. Potong. 

Ayam. Marinasi. Goreng.

Hati. Iris. Bolong.

Sampai kapan Mama mau berbohong?

Duka adalah luka

Tapi luka bisa sembuh saat disentuh obat 

Duka bukanlah luka

Kita harus hidup dengannya selamanya

Mau sampai kapan kita berduka, Ma?

Sampai pada akhirnya Mama ingat jika Bapak telah tiada?

Atau sampai Mama ingat jika di rumah ini juga ada kita?

Mau sampai kapan memasak sampah, Ma?

Potong. Potong. Potong.

Mama membakar bawang dalam cerobong.

Celoteh dukun bohong mana lagi yang mama sokong?

Jiwa ayah tak akan datang hanya karena aroma sangit bawang gosong.

Bohong. Bohong. Bohong.

Mama berbohong.

Hidup setelah kematian tak seperti yang mama omong.

Bohong. Bohong. Bohong. 

Aku seperti mau mati terdorong.

Mama, mari berhenti memasak.

Saatnya kita memakan apa yang telah dipersiapkan.

Saatnya duka kita lewati sambil terus berpegangan. 

Mahasiswi Matematika FMIPA UB angkatan 22. Bertugas sebagai Staf Humas 2023 dan staf Redaksi 2024. Senang menulis dan membaca untuk menuangkan emosi yang kadang terasa tabu diucap