
I Putu Gede Mahardika Adi Putra
![]() |
Sumber : Pinterest.com |
Semakin tua usia bumi, semakin teruk pula perubahan iklim yang terjadi. Dapat dirasakan, suhu udara semakin tinggi dari tahun ke tahun. Cuaca juga tidak dapat diprediksi secara pasti. Bisa saja bulan Oktober ini mulai musim hujan (BMKG, 2023b), namun tak menutup kemungkinan hujan tak kunjung turun di bulan ini. Fenomena ini tak hanya perasaan belaka. Data yang dirilis Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa suhu rata- rata bulanan Indonesia dari bulan Januari hingga September berada di atas normal suhu rata-rata bulanan Indonesia dari tahun 1991-2020. Terlebih lagi, jika dilihat lima tahun ke belakang, rata-rata suhu udara di Indonesia pada bulan September selalu berada di atas 26,5oC (BMKG, 2023a). Fenomena ini menandakan suhu udara sudah semakin tinggi sejak lima tahun terakhir.
Semua akibat pasti ada sebab yang menjadi biang keroknya. Salah satu penyebab kenaikan suhu udara di bumi adalah hal kecil seperti sampah plastik. Polusi plastik menjadi penyumbang kenaikan gas rumah kaca. Sampah plastik yang terpapar sinar matahari dan ultraviolet akan mulai terurai dalam beberapa bulan lalu melepaskan gas metana dan etena (Shen et al., 2020). Gas-gas inilah yang dapat menyebabkan kenaikan suhu udara di bumi lalu memicu perubahan iklim. Saking seriusnya dampak perubahan iklim, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sampai- sampai mengeluarkan agenda Sustainable Development Goals (SDGs) 2030. Dengan Salah satu tujuan utama SDGs adalah untuk melindungi planet kita, bumi (United Nations Development Programme, 2023).
Sebagai sebuah tujuan global, SDGs memiliki dua poin yang berkaitan erat dengan polusi plastik dan perubahan iklim. Poin-poin tersebut adalah poin ke-13, climate action (penanganan perubahan iklim) dan poin ke-14, life below water (ekosistem lautan). Indonesia pun berkomitmen tinggi untuk mengimplementasikan SDGs, mulai dari tingkat nasional hingga komunitas dan masyarakat (Bappenas, 2018; United Nations Development Programme, 2023). Kemudian, pemuda sebagai bagian dari masyarakat merupakan aspek penting yang dapat terlibat untuk mewujudkan SDGs 2030. Pemuda Gen Z sebagai garda terdepan dapat memberikan inovasi-inovasi kreatif untuk mengurangi polusi plastik, dan tentunya dapat berkontribusi dalam menangani perubahan iklim.
Pemuda memiliki aspek kepekaan dan kepedulian tersendiri serta mempunyai rasa kepemilikan yang tinggi (Purwantoro, 2023). Apakah pemuda hanya tinggal diam jika mengetahui hal yang menjadi miliknya dirusak? Apakah kita sebagai pemuda merelakan lingkungan yang mewarnai masa tumbuh kembang kita rusak begitu saja? Sebagai pemuda yang memiliki aspek kepekaan, tentunya banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Hal kecil seperti memisahkan sampah plastik dengan sampah lainnya adalah salah satu tindakan yang dapat menyelamatkan lingkungan. Tak perlu di scope yang luas. Memulai di lingkungan keluarga dan mengedukasi keluarga mengenai pentingnya menangani perubahan iklim adalah hal kecil yang berdampak besar. Bayangkan setiap pemuda di Indonesia melakukan hal tersebut. Tak perlu waktu lama, kesadaran akan pentingnya menjaga iklim pasti akan terbentuk secara merata. Poin penting yang harus ditanamkan, “mulai aja dulu!”
Pemuda adalah influencer. Pemuda dapat memberikan pengaruh dengan lebih cepat, terutama dengan yang sebaya. Media sosial mendukung trend ini dapat terjadi seperti saat ini. Coba saja buka Instagram, TikTok, X, atau YouTube. Apakah konten-konten yang disuguhkan dominan dari anak muda? Itulah kekuatan pemuda bersama media sosial. Peluang ini pun dapat dimanfaatkan oleh pemuda untuk meng-influence pengguna media sosial dengan konten-konten positif. Pemuda bersama komunitasnya, seperti karang taruna dapat melaksanakan aksi bersih-bersih sampah plastik untuk desa lalu mendokumentasikannya dalam bentuk konten yang diunggah ke media sosial. Secara tidak langsung, karang taruna lain yang melihat aksi itu akan tertantang. Mereka tak mau kalah dengan karang taruna lain. Akhirnya, mereka pun membuat aksi yang sama untuk desa mereka, bahkan mungkin dalam skala yang lebih besar. Inisiatif mendokumentasikan dalam bentuk
konten media sosial pun muncul. Efek berantai influence ini akan terus berlanjut dan membentuk influencer-influencer lainnya. Bahkan, sering terjadi, konten yang awalnya dibuat untuk iseng malah viral, ditonton oleh banyak orang, meng- influence lebih banyak orang. Aksi kecil memerangi sampah plastik yang dibumbui media sosial bisa memberikan dampak positif untuk penanganan perubahan iklim dunia.
Namun, tak jarang terjadi, pemuda hanya akan bergerak jika ada role model yang menginspirasi mereka. Role model dapat memberikan teladan untuk pemuda sehingga dapat mengilhami mereka untuk berpikir out of the box. Pemikiran ini penting dimiliki oleh pemuda untuk memulai perilaku inovatif (Newman et al., 2018). Pemuda bisa terinspirasi untuk mengikuti perilaku orang-orang yang mereka anggap sebagai role model-nya (Ki and Kim, 2019). Untunglah Indonesia punya salah satu role model yang juga memerangi polusi sampah, mereka adalah Pandawara. Siapa yang tak kenal Pandawara? Kelompok pemuda yang telah memulai aksinya dari pertengahan tahun 2022 lalu pantas kita jadikan sebagai role model. Aksi mereka yang membersihkan sungai dan pantai dari sampah merupakan perilaku yang dapat ditiru.
Secara tidak langsung, Pandawara berkontribusi mewujudkan poin ke-13 dan 14 SDGs. Poin ke-13 terwujud berkat aksi bersih-bersih pantai yang mereka lakukan. Sampah plastik yang mendominasi sampah di pesisir dapat mengakibatkan pemanasan global, terlebih lagi diterpa terik sinar matahari setiap hari. Selanjutnya, poin ke-14 terwujud lewat aksi bersih-bersih sungai yang mereka lakukan. Pembersihan sungai pun sangat berpengaruh terhadap kehidupan di bawah air. Sungai bermuara ke laut. Sungai yang bersih menjadi salah satu jaminan laut juga bersih. Bahkan, aksi bersih-bersih pantai yang mereka lakukan juga berkontribusi pada poin ke-14 dengan membersihkan sampah di pesisir sehingga tidak terbawa ke lautan dalam.
Sifat yang menjadikan Pandawara pantas dijadikan role model adalah mengalah dan tidak sombong. Ingatkah dengan konten Pandawara yang viral soal Pantai Loji? Demi lancarnya aksi bersih-bersih dan tidak terjadi perseteruan dengan pihak-pihak Desa Loji, Pandawara langsung menjelaskan bagaimana mereka bisa mengatakan “pantai terkotor nomor 4”. Bukan karena volume sampahnya, melainkan penomoran itu hanyalah urutan kedatangan mereka. Pandawara juga langsung menemui pihak-pihak Desa Loji agar tidak terjadi perselisihan lebih lanjut. Mengalah bukan hal yang buruk, kan? Sifat tidak sombongnya juga pantas diapresiasi. Mereka tidak pernah mengklaim bahwa hanya mereka yang membersihkan pantai. “Tapi, selalu kita sebutkan bahwasanya itu adalah hasil dari kolaborasi antara instansi terkait dan masyarakat yang ikut berpartisipasi,” kata Pandawara dalam salah satu unggahan video TikTok-nya (Pandawara, 2023). Sungguh sangat tidak sombong, bukan?
Tentunya pemuda diharapkan dapat menjadikan Pandawara sebagai role model mereka. Pandawara-Pandawara lain akan muncul dengan visi untuk memerangi perubahan iklim. Bisa dibayangkan pula jika ada Pandawara lain yang muncul, pantai-pantai terjaga kebersihannya, sungai elok kembali, dan tentunya kesadaran akan dampak jangka panjang tentang perubahan iklim akan lebih diperhatikan. Sebut saja Pancawara Bali, komunitas pemuda dari Bali yang mengikuti jejak Pandawara. Mereka pun melakukan aksi bersih-bersih sungai di area Denpasar dan sekitarnya. Memerangi sampah, khususnya sampah plastik bersama-sama dengan masyarakat. Role model baru akan bermunculan dari hari ke hari. Mungkin suatu saat, kitalah yang akan menjadi role model bagi orang lain.
Pemuda mempunyai kontribusi besar sebagai penentu arah kemajuan Indonesia. Kemajuan tak hanya soal penggunaan teknologi atau dari segi infrastruktur. Hal kecil yang berefek besar di masa depan, seperti berkontribusi menyukseskan SDGs juga bagian dari kontribusi itu. Lebih spesifik lagi, pemuda dapat berkontribusi demi memerangi perubahan iklim dari hal kecil, yaitu mengurangi polusi sampah plastik. Pemuda dengan ciri khasnya yang memiliki aspek kepekaan, kepedulian, dan rasa kepemilikan yang tinggi dapat memulai dari lingkungan terkecil dalam misi menyelamatkan bumi. Pemuda adalah influencer yang memiliki pengaruh besar di masyarakat. Pemuda bisa menjadi dan dijadikan role model oleh sesamanya. Sungguh pemuda dapat menjadi garda terdepan. Jadilah Pandawara-Pandawara baru untuk Indonesia dan dunia yang terbebas dari perubahan iklim. Pemuda adalah insan yang dapat menjaga bumi agar tetap layak untuk dihuni. Jagalah lingkungan karena, “Merusak lingkungan sama dengan merusak generasi yang akan datang” (Pandawara) dan “Generasi berikutnya akan selalu melampaui generasi sebelumnya. Inilah salah satu siklus yang tidak pernah berakhir dalam kehidupan.” (Kakashi Hatake, tokoh anime Naruto).
DAFTAR PUSTAKA
Bappenas (2018) Kolaborasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) di Indonesia. Available at: https://sdgs.bappenas.go.id/kolaborasi-dalam-mencapai-tujuan-pembangunan- berkelanjutan-tpbsdgs-di-indonesia/ (Accessed: 11 October 2023).
BMKG (2023a) Ekstrem Perubahan Iklim. Available at: https://www.bmkg.go.id/iklim/?p=ekstrem-perubahan-iklim (Accessed: 8 October 2023).
BMKG (2023b) Prakiraan Musim Hujan 2023/2024 di Indonesia. Available at: https://www.bmkg.go.id/iklim/prakiraan-musim.bmkg (Accessed: 10 October 2023).
Ki, C. ‘Chloe’ and Kim, Y. (2019) ‘The mechanism by which social media influencers persuade consumers: The role of consumers’ desire to mimic’, Psychology & Marketing, 36(10), pp. 905–922. Available at: https://doi.org/10.1002/mar.21244.
Newman, A. et al. (2018) ‘The effects of employees’ creative self-efficacy on innovative behavior: The role of entrepreneurial leadership’, Journal of Business Research, 89, pp. 1–9. Available at: https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2018.04.001. Pandawara (2023) TONTON SAMPE AKHIR!!! (Sampe ketemu ditanggal 6-7 oktober semua £s) #pandawara. Available at: https://www.tiktok.com/@pandawaragroup/video/7285657095054281990 (Accessed: 12 October 2023).
Purwantoro, H. (2023) ‘Pelatihan Manajemen Organisasi untuk Meningkatkan Peran Pemuda dalam Berwirausaha Ditengah Masyarakat’, BERDAYA EKONOMI: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(2), pp. 45–52. Available at: https://doi.org/10.47201/berdaya.v1i2.149.
Shen, M. et al. (2020) ‘(Micro)plastic crisis: Un-ignorable contribution to global greenhouse gas emissions and climate change’, Journal of Cleaner Production, 254, p. 120138. Available at: https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2020.120138.
United Nations Development Programme (2023) Sustainable Development Goals. Available at: https://www.undp.org/sustainable–development-goals (Accessed: 10 October 2023).
Beri Balasan