Berbincang Tentang Prinsip dan Tekad Bersama Johannes Marulitua Nainggolan (Mahasiswa Berprestasi FMIPA UB)

Penulis : Namira Romadhona Fatih Purnomo

Pewawancara dan Editor : Erika Faradilla Krishna

Sumber Foto: Dokumen Pribadi
Narasumber

Hai teman-teman! Kali ini wall of fame akan mengajak
teman-teman mengenal sosok teladan dan inspiratif yang merupakan mahasiswa
berprestasi FMIPA UB 2022 dari angkatan 2019, yakni Johannes Marulitua
Nainggolan. Tak kenal maka tak sayang, mari kita berkenalan dengannya sebelum
bercerita panjang. Johannes Marulitua Nainggolan adalah mahasiswa Departemen
Fisika angkatan 2019 di FMIPA UB. Sosok yang biasa dipanggil Johannes atau Jo
ini aktif selama masa perkuliahannya, seperti mengikuti berbagai perlombaan,
baik tingkat nasional maupun internasional. Ia menyampaikan bahwa prestasi yang
didapatkan lebih banyak di bidang keilmiahan dan penalaran. Sejak mahasiswa
baru, Jo sudah menjuarai beberapa perlombaan esai dan mendapatkan pendanaan
untuk PKM (Program Kreativitas Mahasiswa). Tidak hanya sekali, dia mendapatkan
dua kali pendanaan untuk PKM, yakni di tahun 2020 dan tahun 2021. Bukan hanya
PKM, Jo juga mendapatkan pendanaan untuk PWM. Tak hanya berprestasi, sosok yang
berasal dari Kalimantan Timur ini juga aktif berorganisasi. Saat ini, dia
diamanahi menjadi direktur RITMA FMIPA UB 2022.

Dengan
pencapaian-pencapaian yang diraih Jo di bangku perkuliahan sampai saat ini
mengantarkannya meraih gelar mahasiswa berprestasi. Menjadi mahasiswa
berprestasi merupakan salah satu impiannya sejak masih berpredikat mahasiswa
baru. Dengan dipertemukannya mahasiswa baru dengan orang-orang hebat dan
berpengaruh di FMIPA UB memacu semangat dan menumbuhkan keinginannya agar ia
menjadi sosok yang hebat pula. Meskipun awalnya tidak memiliki ekspektasi yang
tinggi, Jo tetap memiliki target. Meskipun ia mengikuti arus dan alur
kehidupan, ia juga memiliki target apa saja yang harus dicapai agar dapat
menjadi sosok hebat dan mahasiswa berprestasi seperti mimpinya. Jo memiliki
keinginan untuk lebih baik dari dirinya di bangku SMA. Sebelumnya, ia lebih
fokus satu bidang saja yakni di olimpiade. Setelah lulus, ia memiliki tekad
untuk lebih terbuka dengan bidang lainnya dan mulai mengembangkan skillnya.
Dengan mengikuti berbagai perlombaan di tingkat perkuliahan, ia dapat mendalami
bidangnya dengan mengembangkan ilmu-ilmu yang telah didapatkan di kelas kuliah.
Bukan hanya di bidang Fisika, sosok asli Batak ini juga mulai mencoba di bidang
kewirausahaan. Antusiasme dan tekadnya ini mengantarkannya sampai pihak
fakultas melirik prestasinya dan memberikan rekomendasi padanya untuk menjadi
mapres. Bak mimpi yang akhirnya menemui jalannya, Jo pun memanfaatkan
kesempatan yang diberikan padanya dengan sebaik mungkin dengan mengikuti
seleksi mapres.

Tentunya, untuk mencapai gelar itu tidak mudah. Jo melakukan
banyak usaha dalam meraih gelar tersebut. Berawal dari doanya, “Kalau ini
rezekiku dekatkan, kalau bukan ya tabahkan”, dan do’a restu orang tua, ia
memulai usahanya. Setelah perlombaan dan organisasi dilakukan, memasuki seleksi
mapres pun sangat dia perhatikan, mengisi catatan prestasi sebaik mungkin, dan
menuliskan KTI juga dengan selengkap dan semaksimal yang ia bisa lakukan. Tak
berhenti di sana, presentasi pun dia persiapkan sejak beberapa hari bahkan
minggu, juga berlatih presentasi di depan orang lain. Presentasi yang dilakukan
menggunakan bahasa Inggris yang tidak biasa digunakan, membuatnya berlatih
lebih giat lagi. Dia percaya bahwa jika memang ini adalah rezekinya maka akan
didekatkan padanya. Dia berkata, “Aku percaya kalau ini rezekiku, ya
didekatkan, aku ga berpikir menang atau ngga, yang penting coba dulu semaksimal
mungkin. Karena sudah diberi kesempatan, sayang jika tidak memanfaatkan
kesempatan ini. Aku berpikir bahwa bersyukur yang paling baik adalah
memanfaatkan kesempatan yang ada.”

Sosok
Johannes bukannya tidak pernah merasa tidak baik. Saat awal pandemi, ia sempat
merasa nge-blank karena sulit
melakukan apapun. Dia berkata, “Awal pandemi 2020 kemarin sempat blank karena ngapain aja susah. Jadi
butuh istirahat sebentar. Ga lama, tapi tetep butuh rehat untuk beberapa saat
baru lanjut lagi.” Semangatnya terus membara dan mengantarkannya sampai ada di
titik ini. Dia pun mendapatkan sebuah hal menarik dari proses pemilihan mapres
ini. Ia berkata, “Kita melihat bahwa orang yang jadi kating (kakak tingkat)
belum tentu bisa lebih hebat dari adik tingkatnya. Adik tingkat juga mungkin
memiliki potensi 1 atau 2 langkah lebih dari kakak tingkatnya. Jadi keren
adik-adik! Kompetisi antar angkatan terlihat di sini.”

Tak lupa,
dalam wawancara bersama LPM basic, Johannes memberikan tips-tips untuk
teman-teman:

  • Cari motivasi kalian ikut perlombaan! Agar nanti
    ketika kalian
    stuck, kalian bisa
    ingat lagi apa tujuan kalian mengikuti lomba tersebut.
  • Tumbuhkan rasa curiosity dan ingin belajar hal baru! Karena untuk mengikuti
    beberapa
    event, harus penasaran dan
    mau belajar hal-hal baru di luar wawasan kita.
  • Keluar dari zona nyaman! Ada banyak sekali
    wawasan baru, jadi kita harus menerimanya. Ada banyak wawasan yang belum kita
    ketahui dan berbeda dengan wawasan yang sudah kita punya. Sehingga harus berani
    untuk keluar dari zona nyaman untuk belajar wawasan baru tersebut.
  • Cari teman atau partner yang enak! Jangan
    utamakan yang pintar atau jago. Coba cari teman yang bisa memahami apa yang
    tidak kita kuasai sehingga bisa cocok dengan kalian.

 

Sumber Foto: Dokumen Pribadi
Pewawancara

Sebagai
penutup, Johannes menyampaikan sebuah closing statement yang juga tertanam pada
dirinya, “Do the best version of yourself
and let God perfect it
”. Jadilah versi terbaik dan dari dirimu dan biarkan
Tuhan yang sempurnakan. Ia berpesan, “Jadilah versi terbaik untuk dirimu
sendiri. Kamu bisa belajar banyak dari orang lain, tapi kamu gabisa jadi diri
mereka. Jangan lupa juga untuk selalu melibatkan Tuhan dalam setiap kegiatan
dan restu orang tua. Mungkin agak sepele, tapi jangan lupa bersyukur atas hal sekecil
apapun. Semangat teman-teman! Banyak yang bisa di-explore dan dikembangkan sebagai mahasiswa,” ucapnya  sebagai penutup wawancara.