Luring Perdana Pasca Covid-19, FMIPA UB Dinilai Belum Siap?
LPM basic FMIPA UB – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Brawijaya resmi gelar perkuliahan secara luring untuk perkuliahan tahun akademik 2022/2023 setelah dua tahun melaksanakan kuliah daring. Sebelumnya, FMIPA UB juga telah menggelar perkuliahan secara hybrid pada perkuliahan semester genap tahun akademik 2021/2022 sebagai percobaan. Perkuliahan secara luring ini mengacu pada surat edaran nomor 7636/UN10/TU/2022.
Menurut beberapa mahasiswa FMIPA, pelaksanaan kuliah luring pada minggu pertama berjalan dengan lancar. Sarana dan prasarana yang ada di dalam kelas, seperti LCD dan proyektor, papan tulis, serta bangku perkuliahan yang mendukung kegiatan akademik masih dalam kondisi yang layak pakai. Proses pembelajaran di dalam kelas juga berlangsung denganefektif.
“Terjadi perbedaan yang cukup signifikan antara kelas daring dan kelas luring. Kelas daring berpatokan dengan layar hingga berjam-jam sedangkan kelas luring lebih banyak interaksi dua arah antara dosen dengan mahasiswa sehingga tidak monoton dan lebih seru. Kemudian, dari segi penjelasan materi yang diberikan dosen kepada mahasiswa ketika luring juga terasa cukup berbeda daripada ketika daring,” ujar Maulidia, salah satu mahasiswa FMIPA UB.
Daffa Narendra, mahasiswa Jurusan Matematika angkatan 2020 juga mengungkapkan hal serupa. Daffa mengatakan bahwa ia merasa senang setelah 4 semester kuliah daring, akhirnya diberi kesempatan perkuliahan secara luring. Selain merasa senang karena dapat bertatap muka dengan dosen dan teman-temannya, ia juga menilai kuliah secara luring ini sangat membantunya dalam memahami penjelasan materi dosen.
Namun, beberapa
mahasiswa lain menilai bahwa FMIPA UB belum siap mengadakan perkuliahan luring
dari segi sarana dan prasarana yang ada di luar kelas. “Beberapa waktu yang
lalu, air yang ada di MIPA baik itu dari wastafel maupun toilet sedang mati.
Selain itu, flush yang terdapat di dalam toilet Mipa Center juga tidak
bisa ditekan sehingga tidak bisa digunakan untuk menyiram.” Ujar Fadillah Utami
Ningtyas. Hal yang sama juga dialami oleh Jihan Jahsy, mahasiswa Kimia UB yang
mengungkapkan bahwa minimnya lahan parkir sempat membuatnya terkendala untuk
segera masuk ruang kelas, sehingga berpotensi menimbulkan keterlambatan dalam
proses belajar mengajar.
Beberapa kendala
sarana dan prasarana tersebut tentunya secara tidak langsung akan berdampak pada
kenyamanan mahasiswa pada selama perkuliahan. Bahkan masalah sederhana, seperti
permasalahan air yang mati juga dapat mengganggu berjalannya penerapan protokol
kesehatan dalam rangka pencegahan Covid-19. Oleh karena itulah, FMIPA UB
diharapkan dapat meningkatkan kembali sarana dan prasarana pendukung untuk
kegiatan perkuliahan secara luring di kampus agar kegiatan belajar mengajar pun
dapat berlangsung dengan lebih optimal. (ls,dlm).
Beri Balasan