Mahfud MD Tanggapi Mahasiswa Baru yang Pertanyakan Bendera One Piece di PK2MABA RAJA Brawijaya

Prof. Dr. Mahfud MD menanggapi pertanyaan mahasiswa baru (UB TV Brawijaya)

Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PK2MABA) Rangkaian Jelajah Almamater Brawijaya (RAJA Brawijaya) 2025 pada Senin (11/8) menghadirkan sejumlah tokoh nasional, yakni Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, Prof. Dr. Mahfud MD, dan Dr. Rudi Margono, S.H., M.Hum. 

Pada akhir sesi materi, moderator memberikan kesempatan kepada para mahasiswa yang ingin bertanya kepada tokoh-tokoh yang telah dihadirkan. Salah seorang mahasiswa fakultas teknik, Reilaudisa, mendapat kesempatan untuk bertanya.  

“Bendera dengan latar hitam dengan gambar tengkorak yang biasa kita temui di anime One Piece—barangkali teman-teman menonton—itu menjadi topik yang seolah-olah akan ‘memecah membereskan bangsa’. Padahal, bendera itu adalah simbol, di mana itu bentuk protes terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak sejalan dengan masyarakat,” ungkap Reilaudisa.

Reilaudisa mengungkapkan keresahan dan keraguannya terhadap visi Indonesia Emas 2045, yang didasari oleh menurunnya kepercayaan kepada pemerintah. Dia juga bertanya hal apa yang harus dipertahankan dalam menghadapi menghadapi isu-isu yang berpotensi merusak keutuhan NKRI.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Mahfud MD menyatakan bahwa maksud penempatan bendera One Piece memang bisa bersifat multitafsir. Ia menjelaskan juga bahwa tindakan meletakkan bendera tersebut di bawah bendera Merah Putih tidak melanggar hukum pidana.

“Saudara, hukum itu tidak boleh ada analogi-analogi, kalau hukum pidana. Jadi, apa yang dikatakan: merobek, membakar, merendahkan. Nah, kalau memasang bendera di samping Merah Putih, itu merendahkan atau tidak? Kan tidak ada, sehingga tidak ada hukumnya. Tetapi, saya berharap kita semua mari menghormati simbol-simbol negara, atribut-atribut negara,” terang Mahfud.

Meskipun Mahfud menyatakan tidak ada pasal yang dapat menjerat tindakan tersebut, ia tetap mengimbau masyarakat untuk menghormati simbol-simbol dan atribut-atribut negara, terutama di bulan kemerdekaan.

Jusuf Kalla turut menanggapi persoalan bendera One Piece tersebut dengan memberikan analogi tentang Gus Dur dan bendera Bintang Kejora. Menurutnya, kebebasan berekspresi memang ada, tetapi harus diiringi dengan rasa tanggung jawab.

Reporter: Arief Kurniawan & M. Akrom Haqqani

Penyunting: Aprilla Ragil Argiyani

Mahasiswa Matematika angkatan 2023. Bertugas sebagai Staf Redaksi 2024, Pimpinan Redaksi, dan Bendahara Umum 2025. Tertarik di dunia sains, sejarah, dan sastra.