
Sejalan dengan popularitas media sosial, fenomena Fear of Missing Out (FOMO) semakin marak terjadi di masyarakat. Fear of Missing Out (FOMO) merupakan istilah yang merujuk pada kecenderungan untuk merasakan kecemasan ketika merasa tertinggal atau tidak terlibat dalam pengalaman berharga yang dialami orang lain, terutama yang dibagikan melalui media sosial. Kecenderungan ini seringkali mempengaruhi kesehatan mental dan menyebabkan perubahan dalam perspektif kehidupan yang menggeser fokus seseorang dari kehidupan sehari-hari, bersosialisasi, dan produktivitas.
FOMO akan terjadi ketika seseorang merasa terisolasi atau tidak terhubung dengan kegiatan sosial orang lain yang terlihat menarik dibandingkan dengan apa yang mereka lakukan. Hal ini seringkali dipicu karena aktivitas media sosial, di mana orang lain membagikan momen-momen bahagia, mencoba hal baru, liburan, atau pencapaian yang membanggakan. Meskipun hal tersebut akan tampak biasa bagi sebagian orang, pada kenyataannya momen yang dibagikan tersebut bisa memicu kecemasan yang cukup mendalam bagi sebagian lainnya untuk mencoba sebisa mungkin mengikuti tren yang ada di lingkungan media sosialnya.
Dampak FOMO yang perlu disoroti adalah menimbulkan gangguan pada kesehatan mental. Perasaan cemas dan takut tertinggal seringkali membuat seseorang merasa tidak puas dengan hidupnya sendiri, bahkan bisa meningkatkan risiko depresi meskipun mekanisme psikologisnya belum sepenuhnya terungkap. Namun, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa seseorang yang mengalami FOMO akan lebih rentan terhadap gejala-gejala depresi karena perasaan mereka yang tertekan untuk mengikuti apa yang terjadi di media sosial.
Salah satu perilaku yang sering muncul sebagai akibat dari FOMO adalah phubbing. Phubbing merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi ketika seseorang lebih fokus pada ponsel dan media sosial sehingga mengabaikan orang-orang di sekitarnya yang berimbas pada interaksi sosial seseorang ketika sedang berkumpul dan bersosial. Seseorang yang terjebak dalam FOMO bisa lebih memilih memeriksa ponselnya daripada menikmati momen kebersamaan. Hal ini tidak hanya memperparah rasa terisolasi, tetapi juga menunjukkan pergeseran perspektif dari interaksi sosial nyata menuju ke keterikatan pada dunia maya di ponsel mereka. Perspektif ini akan mengarah pada ketergantungan yang merusak hubungan sosial dan keseimbangan emosional seseorang.
Selain phubbing, pengucilan sosial juga dapat memperburuk dampak negatif dari FOMO. Pengucilan sosial terjadi ketika seseorang merasa terasing atau tidak diterima dalam lingkungan sosial mereka, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Kondisi ini dapat meningkatkan kecemasan yang timbul dari FOMO.
Penelitian menunjukkan bahwa pengucilan sosial dapat memperburuk perasaan terasing, tidak berharga, dan menambah kemungkinan seseorang untuk terdampak gejala depresi. Hal ini semakin memperkuat hubungan siklus negatif yang terjadi antara FOMO dengan gejala depresi. Ketika seseorang merasa terisolasi baik secara fisik maupun emosional, maka mereka lebih rentan untuk mengalami depresi dan perasaan cemas mereka akan semakin meningkat.
Perilaku phubbing ini tidak hanya merusak interaksi sosial seseorang dengan relasinya, tetapi juga memperburuk rasa kesepian dan terkucilkan. Phubbing yang menjadi penghubung antara FOMO dan depresi ini menunjukkan bagaimana interaksi digital yang tidak terkendali dapat merusak kualitas hubungan sosial. Akibatnya, fenomena ini bisa memperburuk perasaan terisolasi, bahkan menambah gejala-gejala depresi.
Pergeseran perspektif kehidupan timbul akibat FOMO ini dapat terlihat ketika seseorang lebih tertarik pada pencapaian orang lain dibandingkan menjalani kehidupan dan memperoleh pencapaian mereka sendiri. Oleh karena itu, FOMO bukan hanya fenomena psikologis yang perlu diperhatikan kala ini, tetapi juga menjadi tantangan dalam memahami kembali nilai-nilai kehidupan dan interaksi sosial di era digital.
Bagaimana pendekatan yang perlu dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari FOMO?
Upaya dalam mengurangi dampak negatif dari FOMO dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan, baik oleh individu maupun oleh masyarakat. Salah satunya adalah dengan pembatasan penggunaan media sosial. Upaya seperti ini dapat membantu individu untuk mengurangi frekuensi penggunaan ponsel dan media sosial serta mengurangi tekanan yang timbul akibat perasaan ketinggalan informasi atau pengalaman yang dialami orang lain.
Pendekatan lain adalah dengan menyoroti pentingnya pergaulan, konseling, ataupun penyuluhan tentang cara sehat dalam menggunakan media sosial, serta pendekatan psikologi dan spiritual. Selain itu, meningkatkan interaksi langsung dengan teman-teman atau keluarga dapat membantu mengurangi rasa terisolasi dan meningkatkan kesejahteraan emosional seseorang.
Dukungan sosial dari keluarga dan teman juga memegang peranan penting untuk mengurangi dampak negatif dari FOMO. Perhatian dan dukungan emosional dari keluarga dan teman bisa menjadi faktor pelindung yang mengurangi dampak pengucilan sosial, baik yang bersumber dari orang lain maupun diri sendiri. Hal ini karena ketika seseorang merasa diterima dan dihargai di lingkungannya, mereka akan cenderung lebih mampu mengatasi kecemasan yang timbul akibat FOMO.
Penyunting: Arief Kurniawan
Sumber Referensi:
Dogan, V. 2019. Why do people experience the fear of missing out (FOMO)? Exposing the link between the self and the FOMO through self-construal. Journal of Cross-Cultural Psychology. 50(4), 524-538.
Gao, B., Shen, Q., Luo, G., Xu, Y. 2023. Why mobile social media-related fear of missing out promotes depressive symptoms? the roles of phubbing and social exclusion. BMC Psychol. 11:189. https://doi.org/10.1186/s40359-023-01231-1
Gupta, M., & Sharma, A. 2021. Fear of missing out: A brief overview of origin, theoretical underpinnings and relationship with mental health. World journal of clinical cases. 9(19): 4881–4889. https://doi.org/10.12998/wjcc.v9.i19.4881
Masyitah, M., & L. Annatagia. 2022. Gambaran Fear of Missing Out (FOMO) pada Remaja Muslim di Pekanbaru Indonesia. Bandung Conference Series: Psychology Science. 2(3). https://doi.org/10.29313/bcsps.v2i3.4885
Rozgonjuk, D., Sindermann, C., Elhai, J. D., & Montag, C. 2020. Fear of Missing Out (FOMO) and social media’s impact on daily-life and productivity at work: Do WhatsApp, Facebook, Instagram, and Snapchat Use Disorders mediate that association?. Addictive behaviors. 110, 106487.
Beri Balasan