Mohammad Raihan Ghany: Jangan Takut dan Jangan Malu Mulai Saja Terlebih Dahulu

Galuh
Dwi Cahyaningrum


Dokumentasi Narasumber

Mohammad Raihan Ghany merupakan
mahasiswa biologi Universitas Brawijaya yang dikenal dengan pengalamannya di
bidang bisnis. Sosok yang lebih akrab disapa Gege ini menekuni bidang FnB (Food and Beverage) selama ia menjadi
mahasiswa di Universitas Brawijaya. Uniknya, meskipun Gege menekuni bisnis di
bidang FnB, dia mengaku bahwa sebenarnya tidak terlalu lihai dalam hal memasak.
Hal ini lah yang membuatnya menjalankan bisnis dengan metode partnership. Dalam metode tersebut, Gege
menyampaikan bahwa ia memegang bagian marketing
dalam setiap bisnisnya.

Berbicara tentang bisnis, Gege
mengatakan sudah menunjukkan ketertarikannya sejak di bangku Sekolah Dasar (SD)
yang mana ia pernah menjual mainan miliknya pada teman-teman sekolahnya.
“Sebenernya
dulu aku dari SD udah ngide buat jualan mainan. Jadi aku punya mainan banyak
terus aku jualin kalo udah bosen”, ungkap Gege. Selain itu, Gege juga
sempat berjualan sling bag pada saat
dia berada di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).

Terbentuknya
bisnis yang sekarang tentu ada sebab yang membuat Gege tergerak untuk bangun
dari tidurnya. Ia mengungkapkan bahwa bisnisnya yang sekarang ini berawal dari
dampak Covid-19 terhadap keadaan
ekonomi di keluarganya. Gege juga mengungkapkan bahwa awalnya ia tidak sengaja
mengunggah video di tiktok yang berakhir FYP (For Your Page) hingga melahirkan brand bajunya yang berbasis jersey. Dari sinilah awal mula Gege
menekuni bisnisnya hingga sekarang telah berjalan selama 2 tahun. Setelah
menciptakan brand bajunya sendiri, ia
kemudian mengikuti program Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka (AWMM) yang
akhirnya mempertemukan dengan temannya hingga kemudian mengajaknya untuk
mendirikan usaha partnership dengan
menjadi divisi marketing di usaha
tersebut. Saat ini usaha-usaha miliknya dikenal dengan bakmie hokki, kedai
tjahaja baroe, dan es teler sempat sayang dengan dirinya yang bergerak di
belakang layar.

Memegang bagian
marketing bisnisnya, Gege
memanfaatkan media sosial dengan sangat baik. Ia memanfaatkan konten-konten di
media sosialnya untuk memasarkan bisnis-bisnisnya. Dengan 33 ribu lebih
pengikut di Instagram dan 27 ribu lebih pengikut di tiktok, Gege dengan
konsisten memasarkan bisnis-bisnisnya melalui konten yang ia buat. Meskipun
terlihat mudah, ia mengungkapkan bahwa dirinya juga sempat mengalami kesulitan.
Namun, menurutnya hal tersebut tidak
ia anggap sebagai suatu masalah yang besar.




Dokumentasi Narasumber

Gege juga memberikan tips untuk
teman-teman yang ingin memulai bisnis  tetapi
masih memiliki keraguan. Ia mengatakan bahwa jika ingin memulai bisnis dengan
cara yang ekstrim bisa dimulai dengan berhenti menerima uang bulanan dari orang
tua. Jika hal itu dilakukan mau tidak mau kita akan berpikir untuk mencari
pekerjaan agar menghasilkan uang. Atau jika tidak ingin menggunakan cara yang
ekstrim tersebut, ia mengungkapkan bahwa jalani saja terlebih dahulu dan tidak
perlu takut untuk rugi karena bisnis berputar pada hal untung dan rugi.
“Jadi kalo mau mulai bisnis mendingan mulai aja dulu jangan banyak tanya
(pertanyaan) karena semakin banyak kita menanyakan nanti ngga
mulai-mulai”, tambahnya.

Terakhir, Gege memberikan closing statement sebagai penutup
wawancara dengan tim LPM basic. “Anak FMIPA selalu dipandang sebelah mata,
ilmu yang dipelajari di FMIPA tidak akan digunakan sepenuhnya, hanya yang perlu
disadari saat kita belajar (matematika atau ilmu pengetahuan yang lain) sebenarnya
yang dilatih dari otak kita adalah prinsipnya, jadi jangan minder jika ingin
mencoba bisnis karena kerangka berpikir kita sudah dilatih sejak kita belajar
di FMIPA, jadi jangan takut dan jangan malu mulai saja terlebih dahulu”.

 

Penyunting: Iska Rahmah Mujiddah