Fenomena toxic productivity sering ditemukan pada pelajar yang merasa dirinya tidak pernah “cukup” untuk melakukan suatu hal. Fenomena ini muncul ketika individu mengalami tekanan untuk terus produktif secara berlebihan hingga mencapai titik obsesif. Dalam kondisi toxic productivity, pelajar sering kali terjebak dalam siklus kerja yang intens tanpa henti, di mana mereka merasa harus selalu bekerja tanpa memperhatikan batasan waktu dan kapasitas diri. Hal ini sering kali mengakibatkan pengabaian terhadap faktor-faktor penting lainnya seperti kesehatan, hubungan sosial, dan lingkungan sekitarnya. Misalnya, seorang pelajar mungkin mengorbankan waktu tidurnya demi menyelesaikan tugas-tugas sekolah atau menghindari berkumpul dengan teman-teman untuk terus belajar. Kondisi ini berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental, yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup.
Salah satu penyebab utama munculnya toxic productivity adalah ketidakjelasan tujuan dalam apa yang mereka kerjakan. Tanpa tujuan yang jelas, pelajar dapat merasa bingung dan cemas tentang arah dan hasil dari usaha mereka. Hal ini menimbulkan perasaan tidak pernah cukup, sehingga mereka merasa harus terus bekerja tanpa henti. Oleh karena itu, sangat penting untuk memiliki tujuan yang jelas. Dengan menetapkan tujuan yang spesifik dan realistis, energi dan waktu yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan akan menjadi lebih terarah dan tidak terbuang sia-sia. Misalnya, menetapkan tujuan harian atau mingguan yang dapat dicapai dapat membantu mengarahkan energi dengan lebih efisien dan mengurangi perasaan kewalahan.
Energi manusia, baik dari segi fisik maupun psikis, memiliki batas tertentu. Oleh karena itu, manajemen energi menjadi hal yang sangat penting untuk menyalurkan dan mengarahkan energi pada kegiatan yang tepat dan lebih bermanfaat. Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk membantu manajemen energi dan waktu adalah teknik Pomodoro. Teknik ini melibatkan pembagian waktu kerja menjadi interval pendek, biasanya 25 menit, yang diikuti oleh istirahat singkat. Setelah beberapa interval, istirahat yang lebih panjang diambil. Metode ini tidak hanya membantu meningkatkan fokus dan produktivitas, tetapi juga memberikan kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk beristirahat secara teratur, sehingga menghindari kelelahan yang berlebihan. Dengan menggunakan teknik Pomodoro, pelajar dapat bekerja lebih efisien dan tetap menjaga keseimbangan antara produktivitas dan kesehatan mereka.
Teknik Pomodoro merupakan suatu teknik yang ditemukan dan dikembangkan oleh mahasiswa bernama Francesco Cirillo pada tahun 1980. Teknik Pomodoro membantu penggunanya untuk meningkatkan fokus dan konsentrasi, sehingga energi dan waktu yang digunakan menjadi lebih efisien dan efektif. Kata Pomodoro berasal dari bahasa Italia yang memiliki arti “tomat” yang dimaksudkan untuk penghitung waktu (timer) dapur berbentuk tomat yang digunakan Francesco Cirillo pada saat mengembangkan teknik manajemen waktu ini. Selain timer berbentuk tomat, istilah pomodoro juga digunakan untuk interval interval waktu yang digunakan dalam teknik ini. Satu Pomodoro memiliki panjang waktu selama 25 menit. Bekerja dengan teknik Pomodoro adalah bekerja dengan interval waktu sepanjang 25 menit dan diselingi dengan interval waktu jeda atau istirahat. Setelah terlewatkan empat pomodoro yang diselingi interval waktu istirahat, dapat diberikan interval waktu istirahat yang lebih lama daripada interval waktu istirahat yang dilalui sebelumnya. Dengan manajemen waktu Pomodoro, anda dapat bekerja dengan lebih fokus dan energi yang digunakan menjadi lebih terjaga.
Tahapan tahapan yang dilakukan saat melakukan teknik Pomodoro antara lain:
1. Tetapkan tujuan atau pekerjaan yang akan dilakukan.
2. Tetapkan timer selama satu Pomodoro (25 menit).
3. Lakukan pekerjaan selama waktu yang telah disetel oleh timer sebelumnya, cobalah untuk fokus.
4. Apabila satu sesi Pomodoro telah selesai, ambil waktu istirahat selama 5 menit. Pada waktu ini, anda dibebaskan untuk melakukan apapun seperti bermain sosial media, makan, dan lain sebagainya.
5. Saat waktu istirahat telah berlalu, dapat dilanjutkan untuk melakukan pekerjaan 25 menit berikutnya.
6. Ketika anda telah selesai melakukan pekerjaan selama 4 Pomodoro (4 x 25 menit) dapat dilanjutkan untuk mengambil waktu istirahat yang lebih lama daripada waktu istirahat sebelumnya yaitu sekitar 15 – 20 menit.
Adapun manfaat yang ditawarkan teknik Pomodoro antara lain adalah :
1. Menghindari adanya distraksi saat melakukan pekerjaan.
2. Membantu untuk mencapai target dari tujuan awal yang telah dibuat.
3. Membantu melatih otak untuk fokus terhadap pekerjaan yang dilakukan.
4. Melatih kemampuan untuk manajemen waktu.
5. Melatih otak untuk berpikir dan menangkap informasi secara cepat.
6. Melatih untuk membuat rencana kerja yang lebih efektif.
7. Menjaga energi agar tidak terbuang untuk hal yang sia-sia.
8. Menghindari adanya multitasking.
Teknik Pomodoro berguna untuk mengalokasikan pekerjaan dalam beberapa waktu tertentu yang dibagi menjadi beberapa sesi kerja intensif diikuti oleh waktu istirahat yang singkat, serta waktu istirahat yang lebih panjang setelah beberapa sesi kerja selesai. Teknik ini dibuat agar individu tetap fokus dan produktif, dengan cara mendorong mereka untuk bekerja dalam rentang waktu yang cukup pendek, biasanya sekitar 25 menit, yang dikenal sebagai satu “Pomodoro.” Setelah setiap Pomodoro, seseorang dapat mengambil istirahat singkat selama 5 menit untuk refreshing. Setelah menyelesaikan empat Pomodoro, mereka bisa mengambil istirahat yang lebih panjang, biasanya sekitar 15-20 menit. Hal ini berguna untuk mengelola waktu dan energi dengan lebih baik dan dapat meningkatkan hasil kerja dalam skala kecil.
Namun, penting untuk diingat bahwa teknik Pomodoro tidak cocok untuk semua orang. Beberapa orang mungkin merasa terganggu oleh pembagian waktu yang ketat, terutama mereka yang lebih suka bekerja tanpa batasan waktu tertentu. Terdapat alternatif lain yang dapat diterapkan untuk seseorang yang tidak cocok dengan teknik Pomodoro. Salah satu teknik alternatif yang dapat digunakan adalah teknik Eisenhower yang berfokus pada pembagian prioritas tugas berdasarkan urgensi dan kepentingannya.
Penyunting: Arief Kurniawan
Beri Balasan