
Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang – Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Brawijaya (UB) Desa Sidodadi melaksanakan pengabdian masyarakat melalui Teknologi Tepat Guna (TTG) dengan mengaplikasikan pembuatan briket kotoran sapi dan hidroponik melalui pemanfaatan barang-barang bekas. Kegiatan KKN berlangsung dari 30 Juni hingga 28 Juli 2025 mencakup tiga dusun: Sekar, Salam, dan Simo.
Sosialisasi Daring Pembuatan Briket dari Kotoran Sapi
Mayoritas penduduk Desa Sidodadi bermata pencaharian sebagai petani dan peternak sapi. Sebagian peternak di Desa Sidodadi masih belum optimal dalam mengelola limbah kotoran sapi. Melihat potensi tersebut, tim mahasiswa KKN Desa Sidodadi berinisiasi untuk mengurangi limbah dan mengubah kotoran tersebut menjadi sesuatu yang lebih bernilai dengan membuat program kerja “Dadi Briket: Daur Ulang Kotoran Sapi Menjadi Briket”.
Program tersebut diadakan untuk memanfaatkan potensi kotoran ternak sapi dari Desa Sidodadi yang belum diolah dengan baik. Selain itu, program pembuatan briket dilaksanakan untuk menjadi salah satu bahan bakar pengganti kayu bakar yang masih banyak digunakan oleh masyarakat Desa Sidodadi.
Pelaksanaan program pembuatan briket dilakukan secara daring dengan membagikan poster dan video pembuatan briket yang dibagikan di grup WhatsApp warga Desa Sidodadi. Sosialisasi dilaksanakan secara daring agar dapat menjangkau lebih banyak peternak, mengingat kesibukan mereka dalam kegiatan sehari-hari.
Proses pembuatan briket ini berlangsung beberapa hari. Prosesnya dimulai dengan penjemuran kotoran sapi dan bahan organik tambahan, dilanjutkan dengan pembuatan bahan perekat. Kemudian, dilakukan pencetakan dengan mencampurkan seluruh bahan tersebut menjadi adonan briket. Setelah dicetak, briket dijemur di bawah matahari hingga siap digunakan.
Inisiasi pembuatan briket oleh Kelompok KKN Desa Sidodadi memenuhi salah satu tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, yaitu Affordable and Clean Energy (Energi Bersih dan Terjangkau). Hal ini tidak terlepas dari bahan baku yang tersedia melimpah dan terjangkau di Desa Sidodadi, yaitu kotoran sapi, bahan-bahan organik tambahan (pembuatan briket KKN Sidodadi menggunakan sabut kelapa bakar yang menjadi limbah di pasar terdekat), dan tepung tapioka yang mudah diakses.
Sosialisasi Hidroponik dengan Pemanfaatan Barang-Barang Bekas bersama Ibu-Ibu PKK
Kelompok KKN Desa Sidodadi menggandeng Ibu-Ibu Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Dusun Simo untuk mengadakan sosialisasi hidroponik dengan menggunakan barang bekas. Praktik dalam sosialisasi ini berfokus pada cara menanam bibit kangkung pada galon bekas yang telah dilubangi sebelumnya. Penanaman tersebut menggunakan media tanam rockwool atau kapas, serta air yang sudah diberi nutrisi. Warga tidak hanya diajak menanam sayuran seperti kangkung, tetapi juga dikenalkan pada konsep berkebun hemat lahan dan air. Teknik yang digunakan bersifat low budget, low maintenance, tetapi tetap menghasilkan panen yang maksimal. Program ini sejalan dengan agenda Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang akan segera dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan (BPK) Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang.
Kegiatan workshop berlangsung di rumah Ibu Dewi, salah satu warga Dusun Simo RT 23, pada 17 Juli 2025. Setelah pelatihan, Kelompok KKN Desa Sidodadi memberikan dua set instalasi hidroponik galon diberikan kepada Ibu Ketua RT dan warga yang terlibat aktif dalam persiapan Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Penyerahan ini bertujuan untuk mendorong keterlibatan langsung kader lingkungan sekaligus menjadikan rumah Ketua RT sebagai lokasi percontohan hidroponik berbasis daur ulang. Tidak hanya memperkenalkan metode bercocok tanam yang efisien di lahan sempit, kegiatan ini juga menanamkan kesadaran pemanfaatan limbah rumah tangga dan prinsip pertanian berkelanjutan.
Tim KKN Desa Sidodadi melakukan pemantauan rutin setiap tiga hari sekali dan sebanyak dua kali kunjungan untuk memastikan perkembangan tanaman berjalan baik serta memberikan pendampingan lanjutan bila terdapat kendala teknis. Berbekal keterampilan hidroponik berbasis barang bekas, masyarakat Dusun Simo kini lebih siap menghadapi tantangan pangan dan krisis ruang tanam, terutama di wilayah dengan keterbatasan lahan pertanian.
Program kerja ini merupakan salah satu upaya mendukung pencapaian SDGs, khususnya poin 2 (Tanpa Kelaparan/ Zero Hunger) dan poin 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab/Responsible Consumption and Production). Upaya tersebut diwujudkan melalui pembuatan sistem hidroponik yang menghasilkan sayuran maupun tanaman obat-obatan yang bermanfaat untuk rumah tangga. Dengan metode yang lebih efisien dan terjangkau, program ini bertujuan mendorong kemandirian pangan rumah tangga. Pada akhirnya, hal tersebut diharapkan dapat mengurangi kelaparan sekaligus meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Penyunting: Aprilla Ragil Argiyani
Beri Balasan