Math is the Music of Reason

Mathematics
is the music of reason
.”–James Sylvester

Apabila Dangdut is the music of my country, maka
Mathematics is the music of reason. Why? Bagi saya, matematika adalah proses
hidup. Selain sebagai sumber dari segala ilmu dan pengetahuan, matematika menjabarkan
semua alasan logis mengenai segala fenomena yang terjadi, baik di bumi maupun
di luar bumi yang bisa diamati. Selain alasan, matematika juga memberikan
penyelesaian dari masalah-masalah.
Setiap manusia
pasti pernah—bahkan setiap hari—menggunakan matematika dalam hidupnya. Tak
peduli dari suku mana ia, usianya berapa, sekolah atau tidak sekolah, semua
pasti berkutat dengan matematika. Bayi yang baru lahir pun sudah dikenalkan
oleh matematika melalui pengukuran panjang tubuh dan bobotnya. Pun sampai
nantinya bayi itu bertumbuh dan berkembang, mengarungi dunia hingga luar
angkasa sampai akhirnya mati, manusia bisa menghitung berapa lama lagi jasadnya
akan hancur dengan menggunakan ilmu kimia yang pasti tak bisa bekerja tanpa
matematika. Dengan perhitungan itu, makam bisa digunakan lagi oleh jasad baru
untuk menghemat tempat. Hanya sesederhana dan serumit itu.  
Jika dilihat dari
sisi kehidupan yang lebih pendek, yaitu masa perguruan tinggi, matematika tak
berbeda dengan pelajaran lain. Dia hanyalah satu dari sekian banyak program
studi peminatnya biasa-biasa saja. Secara dangkal, matematika memang
biasa-biasa saja.
Lebih lanjut
mengenai program studi, lihat saja Kedokteran, Akuntansi, Teknik, Bisnis, dan
semacamnya. Matematika masih kalah pamor. Walaupun semua itu masih memerlukan
matematika di dalamnya, namun sang peminat yang berbondong-bondong itu tak
ingin hanya stuck in mathematics. Mereka hanya memerlukan matematika sebagai
penyokong.
“Mau jadi dokter
ya harus belajar kedokteran. Ngapain itung-itungan tok sama matematika. Kalo
ada pasien kena virus, nanti cuma bisa ngitung denyut nadi, ngukur suhu tubuh,
sama ngitung obat tiga kali sehari aja, dong! Lha terus, limit, matriks,
terigonometri, dan lain-lain itu buat apa?”
Nah, lho!
Pandangan seperti itu tidak salah, tapi tetap membutuhkan matematika, toh?!
Saya tidak menyatakan semua cita-cita harus belajar di program studi
matematika. Saya pun tidak berkata bahwa semua bidang mutlak mengaplikasikan
matematika. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa kita semua masih dan pasti
membutuhkan matematika entah bagian mana dan seberapa banyak.
Setiap bidang
kehidupan, terutama pekerjaan, tidak akan bisa berdiri tanpa pengetahuan
tentang matematika. Ekonomi, sebagai bidang yang paling universal, sangat
berkaitan erat dengan matematika. Ekonomi tahu bagaimana laju perekonomian
dunia tahun ini, tapi matematika membantu mengontrolnya. Koperasi mengeluarkan
kebijakan jasa sebesar dua persen untuk setiap pinjaman, tapi matematika yang
menjelaskan bagaimana dengan dua persen tersebut bisa menguntungkan kedua belah
pihak. Begitu pula halnya dengan ilmu kedokteran. Dokter tahu bahwa suhu normal
tubuh manusia adalah 37 derajat celcius, tapi matematika tahu mengapa 37
derajat celcius.
Itulah mengapa
matematika disebut sebagai the music of
reason.
Nampaknya, Indonesia pun mulai menyadari betapa pentingnya seorang
ahli matematika di setiap bidang pekerjaan. Hal itu dikarenakan mau tidak mau,
setiap ahli harus berkolaborasi dengan ahli matematika. Sekarang ini, lulusan
matematika tidak melulu menjadi dosen atau guru seperti anggapan orang-orang
‘jaman dulu’. Memang, dosen atau guru menjadi debet nomor satu karena jelas
sangat dibutuhkan untuk kelangsungan generasi ahli matematika. Di luar itu,
Indonesia mulai melirik sarjana-sarjana matematika untuk mengabdi di bidang
Statistik, Keuangan, Aktuaria (asuransi), Teknologi Informasi, Lembaga
Penelitian, hingga instansi pemerintah. Secara mandiri, seorang matematikawan
bisa menjadi pengusaha besar. Sedangkan mengenai program studi sendiri,
matematika memiliki beberapa cabang peminatan yang bertujuan untuk spesifikasi
dalam dunia kerja.
Dalam
bidang industri keuangan, misalnya perbankan, bursa efek, atau asuransi,
matematikawan menduduki peran penting. Berbekal kemampuan analisis dan
pemodelan matematika, mereka mampu melihat trend
yang ada di dunia keuangan dengan lebih tajam. Dengan begitu, mereka dapat
memprediksi kondisi yang akan terjadi di masa mendatang dan membuat keputusan yang
lebih baik dan akurat. Selain itu lulusan matematika juga berperan penting
dalam masalah pemodelan, simulasi, analisis resiko, dan kontrol kualitas dalam
industri keuangan, statistik dan aktuaria. Saat ini, aktuaris sangat dicari
oleh perusahaan asuransi, perbankan, dan serta perusahaan pada umumnya.
Selain
itu, matematika kombinatorika sangat berperan dalam menentukan strategi  dengan memperkirakan peluang karena keahliannya
dalam pengaturan susunan objek-objek Matematikawan
bidang ini bisa jadi konsultan/bussines analysist perusahaan
Teknologi informasi pada saat ini sepenuhnya
berbasis pada matematika. Analisis bahasa pemrograman, logaritma, algoritma, flowchart¸dan lain sebagainya merupakan basic serta modal utama pengolahan
sistem informasi yang dipelajari di matematika. Selain program dan aplikasi
computer dan internet, bidang ini juga sangat dibutuhkan untuk system keamanan
baik jaringan, bank, intel, maupun pemerintahan.
Dalam
bidang penelitian dan teknik, matematikawan banyak dibutuhkan karena
kemampuannya dalam pemodelan dan penyederhanaan. Dengan kemampuannya ini,
diharapkan Indonesia bisa lebih menggunakan sumberdayanya secara optimal dan
terstruktur. Contoh industi yang membutuhkan adalah industry minyak gas dan
listrik.